Untuk mengantisipasi penyebaran epidemi, pemerintah melakukan screening kesehatan terhadap JAMAAH haji saat tiba di Tanah Air.
Di Debarkasi Solo misalnya, pemerintah melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melakukan pengecekan suhu tubuh menggunakan alat thermal scanner (mesin pindai suhu). Alat ini berguna untuk mendeteksi suhu setiap JAMAAH haji yang melewatinya.
“Mesin ini akan mendeteksi suhu JAMAAH yang melewatinya. Akan ketahuan di layer mesin berapa suhu masing-masing JAMAAH,” kata Koordinator Survey Epidemiologi PPIH Embarkasi Solo, Badar Kirwono, Minggu (30/6/2024) di Asrama Haji Donohudan.
Batas suhu JAMAAH yang dinyatakan sehat adalah kurang dari 38,5°. Sementara bagi JAMAAH yang memiliki suhu 38,5° ke atas, mesin akan berbunyi dan mengeluarkan kode merah.
“JAMAAH yang suhunya di atas 38,5° akan kita pastikan lagi suhunya dengan alat thermo gun. Apabila suhunya ternyata di bawah 38,5°, maka JAMAAH kita kembalikan ke rombongan. Namun apabila suhunya di atas 38,5°, JAMAAH akan kami bawa ke Poliklinik untuk diperiksa lebih lanjut,” katanya.
Dikatakan Badar, Arab Saudi adalah negara endemis seperti meningitis, Mers Cov, dan lainnya.
“Di poliklinik ini, JAMAAH perlu kita periksa apakah ada gejala atau keluhan untuk diberikan perawatan,” kata Badar.
Badar menyebutkan, hingga pemulangan JAMAAH haji kloter 25 SOC, ada 12 JAMAAH haji yang bersuhu di atas 38,5°.
“Mereka kita periksa di Poliklinik dan JAMAAH ada yang masuk RSUP Surakarta,” kata Badar.
Sementara itu, setiba di rumah, apabila JAMAAH haji mengalami gejala-gejala sakit tertentu, maka diimbau untuk segera periksa ke Puskesmas setempat.
Koordinator Poliklinik Embarkasi Solo Purwaningsih mengatakan, apabila dalam jangka waktu 21 hari sejak kedatangan di Embarkasi Solo JAMAAH haji mengalami gejala-gejala sakit, maka JAMAAH harus segera ke Puskesmas setempat.
“Beberapa gejala tersebut contohnya panas, demam, batuk, pilek, sesak nafas, pusing, kaku duduk, nyeri otot, kemerahan di mata, wajah dan lidah, mual/muntah, hilang nafsu makan, diare, atau gelaja lainnya. Jika menderita itu, segera periksa ke Puskesmas terdekat,” kata Purwaningsih, Sabtu (29/6/2024).
Menurutnya, JAMAAH haji sudah mengalami perjalanan di luar negeri Arab Saudi yaitu di daerah endemis. Karena itu, penting bagi mereka untuk waspada.
“Bisa jadi saat pulang JAMAAH haji membawa kuman, bakteri, virus sebagai penyebab penyakit menular. Dan gejala itu sebagai tanda-tanda awal penyakit menular,” terang Purwaningsih.
Dengan semakin dini melaporkan dan memeriksakan ke Puskesmas terdekat, maka kesehatan JAMAAH akan terjamin. Semoga JAMAAH haji Indonesia senantiasa diberikan kesehatan dan menjadi haji yang mabrur.